The Place Where The Wonder Can Be : MAWAR







Sebuah buku yg telah aku baca berbicara tentang cinta yg tak terpenuhi, dia terus berpikiran tentang cinta yg seperti itu, dia ingin merasakannya, namun sepertinya sangat sulit, karena pada akhirnya sepasang manusia itu harus menempuh jalur ke akhirat, aku takut akan hal yg mengakhiri kehidupan itu. cerita ini adalah diari nya yg telah lama dia tulis, aku ingin menceritakannya kepada kalian,karema dia tidak mau kalian akan

mengalami hal yg sama seperti nya. dia adalah seorang gadis remaja yg duduk di bangku SMA, namanya Sarah, banyak temannya mengatakan dia orang yg pintar, tapi dia tidak mau menyombongkan diri tapi inilah kenyataan. aku akan mulai bercerita, aku mulai dari mana ya??








Pada tanggal 02-04-2004, saat itu Sarah sedang berjalan di menyusuri kelas-kelas mulai kelas 1 sampai 3, dia seperti mencari sesuatu yg tersembunyi, saat itu suasananya sepi sunyi pada jam 04:45 PM, burung-burung yg mulai pulang ke sarangnya bernyanyi di angkasa dengan perut kenyang, angin sore yg sepoi dan mulai kencang bertiup dan menghempas dedaunan tua yg berjatuhan, kertas-kertas bertiupan ke segala arah hingga selembarnya jatuh ke tangan Sarah, saat itu pula dia mendadak berkata "ini dia", dan wajahnya sangat senang melihat lembaran itu kembali, setelah itu dia mengambil tasnya dan langsung melangkah untuk pulang. Saat berada di rumahnya, dia menyapa orang yg berada di dalam rumah tiu dengan Salam yg lembut, tanpa jawaban dari dalam rumahnya, dia malah di suruh ke kamar dan di suruh membersihkan rumah, dia adalah anak tiri di rumah itu, orang tuanya meninggal dalam kecelakaan saat rumahnya terbakar habis dan hangus, dia pun ke kamarnya. Di dalam kamarnya, dia membuka lembaran kertas itu dia membaca isi kertas itu dan menangis, kertas itu adalah surat dari orang tuanya sebelum meninggal, orang tuanya mengirimnya sebelum kecelakaan, tapi terkirim setelah pemakaman orang tuanya. saat itu terdengarlah suara teriakan keras yg memanggilnya untuk bekerja.






Pada tanggal 03-04-2004,saat itu Sarah sedang berjalan menuju sekolahnya, dia melihat seorang anak kecil mengemis makanan di halte bis, saat Sarah duduk di bangku halte menuju sekolahnya, si anak pengemis itu datang meminta makanan kepadaku, Sarah merasa kasihan padanya, di ambil makan siangnya dan di berikan semuanya kepadanya, orang-orang menjauhi Sarah, seseorang berbisik kepada Sarah "anak itu penyakitan, apa kamu mau ketularnya?", Sarah tak mau ambil pusing dan berkata "aku tidak peduli seberapa parah penyakitnya, yg penting aku mau dia senang", katanya. setelah si anak pengemis selesai makan, dia tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Sarah, dan Sarah membalasnya dengan senyuman, si anak pengemispun pergi ke seberang jalan, saat itu juga Sarah terkejut setelah mendengar suara benturan keras, saat sarah melihatnya dia terkejut saat melihat si anak pengemis terlempar jauh dari tempat tabrakan, tak ada yang merasa melihat kejadian itu, malah si pengemudi berteriak marah membentak si anak pengemis itu, tanpa ragu dia pun berlari ke arahnya dan menggendongnya, darah berlumuran membuat baju yang putih menjadi merah, Sarahpun berlari ke arah rumah sakit terdekat. di rumah sakit itu, dia telah berkali-kali meminta pertolongan dari para perawat dan dokter, namun tak ada satupun yg mau menolong sehingga ada seorang pria yg melihat kejadian itu berdiri dan langsung berkata "apa ada yg mau di pecat?", begitu katanya, Sarah terkejut, "apa maksudnya?", terpikir dalam benak Sarah, para dokterpun langsung membawa si anak pengemis ke ruang perawatan. 5 menit kemudian para dokter datang dan mengatakan "kami mohon maaf", saat itu juga si pria marah besar dan memecat satu per satu dari mereka yg melarang dan mengancam yg lain, Sarah melihat dia adalah penyelamat, namun si anak telah pergi.






Pada tanggal 04-04-2004, hari pemakaman si anak pengemis, Sarah bolos sekolah sehari, hari itu dia merasa sangat sedih, si pria yg menolongnya datang ke juga ke pemakamannya, "maaf aku telat menolongnya", kata si pria, air mata Sarah semakin deras, dia hanya bisa bertanya "inikah takdir bagi nya?", namun tak ada jawaban, tangisnya makin deras, si pria kembali berucap "aku adalah pemilik rumah sakit kemarin, ini kartu namaku", kata si pria sambil memberika sebuah kartu kepada Sarah, dia terkejut seketika. setelah pemakaman, Sarah dan si pria duduk di sebuah taman dan berbicara. "sebenarnya siapa nama anda? kenapa kemarin anda memarahi perawat dan dokter kemarin?", pertanyaan itu langsung di layangkan nya kepada si pria, dengan tersenyum si pria menjawab "aku adalah orang yang sangat kesal dengan orang yang ada di dunia ini", jawabnya. Sarah yang tidak mengerti apa maksudnya bertanya kembali, "apa maksud anda?", pertanyaan itu membuat si pria itu tersenyum lagi dan menjawab "manusia sekarang terlalu egois dan suka mengutamakan dirinya sendiri", jawabnya. Sarah mengambil kartu nama yang ada di saku bajunya, "Erin Wanda", gumamnya.






Pada tanggal 05-04-2004, Sarah yang berjalan sendiri, menapaki langkah-langkah nya menuju sekolah terus mengingat kejadian itu, "aku berjalan sendirian, berhenti di halte, si anak pengemis datang, aku memberinya makanan, dia pergi dan tertabrak, aku berlari ke arahnya dan menggendong...... haaah....!!??", Sarah yang waktu itu bergumam sendiri tiba-tiba teringat sesuatu yang terselip di antara kejadian itu, "si anak pengemis itu mengatakan "jalan mekar nomor lima rumah pak Doni, namaku Mawar kak" sambil tersenyum dalam pelukanku waktu itu, apa itu rumahnya?", gumamnya, bergegas dia pergi ke tempat yang di sebutkan. Di jalan Mekar di dapatinya rumah nomor lima, sebuah rumah lantai dua yang lumayan luas dengan taman yang di penuhi bunga mawar. tanpa ragu diapun menuju ke pintu depan rumah dan mengetuknya, salam pun di lantunkannya. saat pintu terbuka, di dapatinya seorang ibu yang menjawab salamnya dengan manis. "apa benar ini rumah pak Doni?", tanya sarah. "benar, ada apa ya?", jawabnya dengan manis. "anak anda.....", belum selesai sarah berbicara ibu itu sudah memotong, "oh, ternyata cuma mau tanya tentang anak haram itu", ketusnya, sarah bertanya-tanya dalam hati, "anak haram?", tanya sarah. Kamu anak kecil jangan banyak mencampuri urusan orang, urus saja dirimu", bentaknya, "tapi....", BRAKK..., pintu di bantingnya dengan kuat membuat sarah terkejut bukan kepalang. "ada apa ini? kenapa anak haram?", gumamnya dan sarahpun beranjak. tak jauh sarah beranjak, sarah melihat ibu itu keluar dari rumahnya berjalan menuju ke arah yang berbeda dengan sarah, karena penasaran dia pun mengikuti ibu itu. Di taman bunga mawar, sang ibu duduk di atas rerumputan dan melantunkan nyanyian merdu sambil memetik mawar-mawar itu, Sarah yang hanya bersembunyi memberanikan dirinya untuk berbicara dengan ibu itu, beberapa langkah hampir mendekati nya, sang ibu pun berbicara "sudah lama aku tak bertemu dengannya, semenjak aku mengusirnya dari rumah, aku tak bisa lagi menemukannya", kata sang ibu. "dia adalah anak yang manis, dulu aku sangat menyayanginya, aku terus menjaganya, hanya dia mawar yang aku sayang dan aku sangat ingin bertemunya kembali, rambutnya yang hitam kemerahan, wajahnya yang imut, kulitnya yang kemerahan...", terdiam sejenak, isak tangis sang ibu pun terdengar, "aku ingin segera bertemu dengan nya, aku sangat sayang pada nya, aku ingin keluarga ku berkumpul kembali", ucapnya dalam isak tangis, Sarah terdiam sejenak dan berfikir, "jika ibu ingin bertemu dengan nya, aku yang akan antarkan ibu", ucap Sarah tanpa senyum. Tibalah di tempat pemakaman umum di mana Mawar beristirahat untuk terakhir kalinya, "di mana ini? di mana Mawar? jangan bilang......", belum selesai sang ibu berbicara, sarah memotong "benar, dia beristirahat di sini", kata sarah tanpa senyum, "tidak mungkin, tidak mungkin, ini semua bohong kan", gumam sang ibu dalam sedih. "INI SEMUA BENAR, INI NYATA!!! JIKA IBU TIDAK PERCAYA, LIHAT SAJA!!", bentak sarah, sang ibu memandangi batu nisan yang bertuliskan Mawar. "BERAPA TAHUN IBU MENGUSIRNYA?!?! BERAPA TAHUN DIA HARUS HIDUP SENDIRI?!?! BERAPA TAHUN IBU MEMANGGILNYA ANAK HARAM?!?!", tanya sarah marah. "dia adalah anak yang manis, dia begitu polos, namun dia tetap tersenyum dalam kondisi penyakit yang berat, tak ada yang mau peduli kepadanya karena dia hanya anak pengemis, dia meminta dari orang-orang, tak banyak yang mau memberi, mungkin jika aku menjadi dia aku akan mengeluh dan mengatakan "HIDUP INI TAK ADIL, HIDUP INI KEJAM", namun tidak bagi dia, dari tatapannya, dia terus berterima kasih kepada tuhan, dari bahasanya, dia berterima kasih kepada ayahnya, dan dari senyumnya, dia sangat-sangat berterima kasih kepada ibunya yang melahirkan dia, merawat dia, dan bahkan mengusirnya dari rumah, apa sebenarnya salah dia?", air mata sarah turun dengan derasnya dan membasahi pipinya yang cabi. mendengar kata-kata sarah, sang ibu pun tumbang dalam posisi berlutut di samping makam Mawar, sang ibu menangis, air mata jatuh membasahi tanah gundukan makam. sarah yang menangis mendengar panggilan manis seorang gadis kecil, dia adalah  memanggil ibunya, "ibu terima kasih sudah memlahirkan aku, terima kasih sudah membesarkan aku, terima kasih telah memberi nama Mawar kepadaku, aku tak tahu harus mengatakan maaf bagaimana kepada ibu. ibu, jangan menangis, aku tahu ibu sedih, aku tahu ibu ingin aku kembali, tapi ini sudah terjadi, aku ingin ibu bahagia di sini. ibu, maaf jika aku lari dari ibu, aku tak mau menjadi beban untuk ibu, maafkan aku ibu, maaf.....", katanya, sang ibu yang mendengarkan kata-kata itu hanya mengangguk dalam senyum, arwah Mawar melihat Sarah yang sedih di sampingnya, "terima kasih, kakak", katanya dan menghilang jauh dari hadapan mereka.

By : Nicolas Zikra

Comments

Popular posts from this blog

My Mind

When I Want To Love

In Memoriam of You My Dear